MAJIKKAN YANG BAIK HATI
Aku melihat orang-orang disekitarku, mereka sibuk dengan
kesibukkan mereka masing-masing Ada yang bekerja dikantor ada yang kesolah dan
ada yang kesalon, sedangkan aku sendiri sibuk dengan urusan dapurku. Aku iri
melihat, mereka terkadang aku ingin sekali merasakan apa yang mereka rasakan.
Tapi apakah itu mungkin terjadi, aku hanya seorang pembantu
seharusnya aku sadar akan itu, kerjaanku hanyalah didapur dan mustahil kalau
aku akan menginjakkan kaki kesalon. Pagi hari aku harus menyiapkan sarapan
untuk mereka, siang harinya aku harus membersihkan rumah, menuci, dan menyiram
tanaman.
Aku hanya bisa beristirahat saat mereka tidak ada dirumah,bukan karena aku takut dimarahi tapi karena kemauanku sendiri, karena aku tidak enak kalau istirahat sedangkan pekerjaanku masih menumpuk, tapi aku tetap bersyukur dengan semua ini Karena
disini aku mendapatkan kenyamanan, mereka tidak pernah membentak aku, memukul, dan memarahi aku.
Aku orang yang cukup beruntung mendapatkan seorang majikan
yang pengertian dan baik hati, suatu ketika nyonya berbicara kepadaku “ mba,
makasih ya sudah mau membantu saya membereskan rumah, tanpa adanya mba mungkin
saya akan kerepotan sendiri, jasa mba sangat berarti untuk saya.”
Betapa senangnya aku mendengar kata-kata itu, ternyata jasaku
sebagai seorang pembantu sangatlah berarti untuk orang lain. lalu aku menjawab “
itu memang sudah tugas saya nyonya, lagian saya juga senang kok bisa bekerja
dikeluarga ini, keluarga ini sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri.”
Lalu nyonya menjawab “saya juga sudah mengganggap mba sebagai
keluarga sendiri kok, kalau mba membutuhkan Sesuatu tidak usah sungkan-sungkan
bilang ke saya, selagi saya bisa pasti saya bantu.” Mendengar kata-kata itu aku
seperti ingin menangis, betapa baiknya orang yang sedang ada dihadapan aku ini.
Sudah 5 tahun aku bekerja dirumah ini tapi tak pernah sekalipun aku merasakan bosan
atau lelah, setiap yang aku butuhkan pasti dipenuhi. Pernah sekali aku sakit
dan tidak bisa bekerja, mereka tidak memaksa aku untuk bekerja tetapi malah
membawa aku untuk berobat. Dan aku tidak mengeluarkan biaya sepeserpun untuk
biaya berobatku semua mereka yang menanggung.
Dan malam harinya aku mendapat kabar bahwa ibuku dikampung
sedang sakit keras,dengan kodisi yang belum pulih terpaksa aku haru pulang kampung
untuk menjenguk ibuku yang sedang sakit, aku sama sekali tidak ditahan untuk
pergi malah mereka ingin mengantar aku kekampung. Ya tuhan aku benar-benar bersyukur
mendapatkan majikkan seperti mereka yang ingin menolong sesama manusia.